ketika hati hanya bisa diam, maka dia hanya akan sanggup untuk melukis kisahnya. Meski tidak seindah pelangi, tapi ini adalah curahan dalam kebisuannya.... coba ungkapkan sebuah sketsa kehidupan... sebuah cerita Tentang Hati
Minggu, 04 Oktober 2009

andai aku bisa Ctrl+Z hidupku

Aku yakin hampir semua tahu apa itu Ctrl+Z. Pengguna produk Microsoft pasti familiar dengan itu. Anda yang sering bekerja di program Office bisa dipastikan hampir setiap hari menekan tombol itu.

Yap ... Ctrl+Z yang juga akrab disapa Undo adalah feature yang sangat membantu. Tatkala dengan tidak sengaja kita menghapus sebagian teks di Word, dengan mudah dan cepat kita bisa mengembalikannya hanya tekan Ctrl+Z. Saat iseng mengotak-atik rumus di Excel, trus error, Ctrl+Z seakan menjadi penyelamat kita yang tepat waktu. Atau ketika secara tidak sengaja kita men-delete file di Desktop, yang semula kita pikir itu hanyalah Short Cut, asalkan kita belum terlanjur mengotak-atik yang lain, maka Ctrl+Z menjadi senjata ampuh untuk untuk mengembalikan file tersebut.

Singkat kata, Ctrl+Z sangat membantu di kala kita melakukan sebuah kesalahan di dunia komputer, baik sengaja maupun tidak disengajakan.

Namun, Ctrl+Z tidak selalu berhasil. Bukan karena kesalahan sistem, tapi lebih karena kesalahan user alias kita sendiri hehe. Pengalamanku pernah membuktikannya. Waktu itu aku sedang mempersiapkan bahan training yang rencananya akan digunakan keesokan harinya. Alhasil seharian aku duduk manis depan lapty, mempercantik, menambah fitur, dan merancang seindah mungkin bahan tersebut supaya memikat mata yang memandang. Dan ... mendekati jam 16.30 selesai juga.

Nah ... saat iseng-iseng mereview lagi hasil kerjaanku, datang rekanku minta tolong untuk rapiin bahan presentasi. Karena memburu waktu pulang, aku pun berpikir praktis. Ah ... pakai aja template bahan tadi, biar cepat selesai, demikian pikirku. Namun, aku melakukan kelalaian dan kesalahan, yaitu aku lupa tekan menu File -> Save As ... Akibatnya bisa ditebak, bahan training yang aku kerjakan seharian hilang tak berbekas alias ketimpe bahan presentasi tersebut. Sambil berdoa dalam hati, aku tekan Ctrl+Z berulang-ulang, tapi tidak ada hasilnya.

Dan ... sambil merenungi nasibku yang malang itu, terpaksa aku berlembur ria mengerjakan ulang bahan training tersebut sambil geleng-geleng kepala seakan tidak percaya, kok bisa gitu loh. Aku yang kata teman-teman orang yang paling teliti bisa melakukan kesalahan dan kekonyolan seperti itu he he he ... Tetapi itu sebuah hikmah. Semenjak itu aku pun memberi perhatian lebih pada layar kiri atas lapty, memastikan bahwa nama file yang aku edit saat itu adalah yang benar sebelum aku menekan Ctrl+S alias Save.

* * *

Kadang aku berpikir, seandainya hidup ini bisa di Ctrl+Z juga, kira-kira apa yah yang akan terjadi? Hmmm ... menarik sekali membayangkan dan mengimajinasikannya.

Saat dengan tidak sengaja aku menyenggol gelas minum di mejaku, trus pecah dan airnya meluncur leluasa hingga menggenangi buku tugasku, menggeliat dengan manis membasahi kalkulator hingga rusak, betapa bahagianya aku saat itu seandainya bisa di Ctrl+Z.

Tatkala aku sedang melaju di jalan, mendekati perempatan dengan lampu lalu lintasnya sudah kuning, namun aku melihat kendaraan di depanku terus melaju dan aku pun mengencangkan gas kendaraanku tidak mau ketinggalan dalam rombongan besar itu. Sayang, saat aku lolos dari perempatan, pak polisi sudah menunggu aku dengan senyum dan penuh wibawa ... Ah ... coba waktu bisa di Ctrl+Z ...

Waktu di sebuah persimpangan yang memaksa aku memilih ke kanan atau ke kiri, aku juga berharap bisa memakai Ctrl+Z. Ketika pilihanku ternyata salah, dengan mudah aku bisa kembali ke posisi awalku untuk memilih jalan satunya lagi ... i wish, i can press Ctrl+Z ...

* * *

Namun itulah hidup. Tidak segampang dan semudah kita menekan Ctrl+Z. Waktu terus berlalu dan mustahil kita bisa mengembalikannya. Ada pepatah yang mengatakan: Yesterday is the past. Tomorrow is the future. Today is a gift and that's why we call it the present. Aku menyukai maknanya.

Kita hidup di hari ini, sekarang, dan saat ini juga. Apapun yang kita katakan, kerjakan, dan karyakan selalu mengundang resiko. Untuk itu, bersikap bijaksanalah dalam melakoninya. Share

0 komentar:

Posting Komentar

 
;